Tata Cara dan Ketentuan Aqiqah Dalam Islam

Tata Cara Dan Ketentuan Aqiqah Dalam Islam - Bismillahirrohmanirrohim, Assalamualaikum Wr. Wb. Pada artikel kali ini saya akan membagikan tentang tata cara dan ketentuan aqiqah menurut syariat islam. Aqiqah merupakan perwujudan rasa syukur kepada Allah Swt atas keselamatan dan kelahiran seorang anak sejak dalam kandungn sampai lahir ke dunia. Aqiqah ini diharapkan bisa menambah erat jalinan antara anak dan orang tua. Dengan menyantap daging pula diharapkan terjalin hubungan erat antara keluarga dan tetangga, membagi kebahagiaan dengan fakir miskin yang tidak bisa membeli daging. Aqiqah juga menjadi simbol kasih sayang orang tua kepada anaknya.
Berikut beberapa uraian tentang aqiqah, menyangkut pengertian, tata cara, ketentuan, hukum, dan hikmah aqiqah.

Tata Cara Dan Ketentuan Aqiqah Dalam Islam
Aqiqah Dalam Islam

Aqiqah Meliputi:


  • Pengertian Aqiqah
  • Hukum Aqiqah
  • Hewan Aqiqah
  • Ketentuan Hewan Aqiqah
  • Daging Aqiqah
  • Pembagian Daging Aqiqah
  • Hikmah Aqiqah
  • Pelaksanaan Aqiqah
  • Dalil Mengenai Aqiqah
  • Dalil Aqiqah


Pengertian aqiqah

Aqiqah dalam artian bahasa berarti memutus atau melubangi. Dalam artian lain secara syariat makna aqiqah adalah menyembeling kambing/domba sebagai tanda syukur kepada Allah Swt atas lahirnya anak ke dunia dan atas perlindungannya ketika masih di dalam kandungan. Aqiqah yang paling utama diselenggarakan hari di hari ketujuh setelah kelahiran anak. Biasanya pada hari itu, bayi dicukur rambutnya dan pemberian nama yang baik.

Sayyidah Aisyiah r.a. dan Imam Ahmad berpendapat bahwa aqiqah bisa dilaksanakan pada hari ketujuh, keempat belas, atau pun hari kedua puluh satu. Jika pada hari ketujuh belum mampu melaksanakan aqiqah, maka aqiqah boleh dilaksanakan saat sudah mampu dengan syarat sebelum anak itu dewasa.

Hukum aqiqah

Hukum aqiqah adalah sunah muakad. Artinya, aqiqah ini sangat di anjurkan. Sebaiknya aqiqah dilaksanakan pada hari ketujuh setelah kelahiran anak. Aqiqah berbeda dengan penyembelihan pada umunya. Aqiqah memiliki tujuan khusus yaitu sebagai wujud syukur atas kelahiran dan keselamatan bayi mulai dari kandungan sampai ke dunia.

Ketentuan hewan aqiqah

Biasanya hewan yang digunakan dalam aqiqah adalah kambing/domba. Hal ini berdasarkan persetujuan dari ulama. Untuk anak laki laki dibutuhkan sebanyak 2 ekor kambing/domba dan untuk anak perempuan dibutuhkan seekor kambing/domba.
Hewan aqiqah harus memenuhi syarat berikut:
1. Kambing/domba tidak dalam keadaan sakit dan harus dalam keadaan sehat, tidak kurus, dan tidak cacat.
2. Kambing/domba minimal sudah berumur 1 tahun atau lebih.
3. Binatang memenuhi syarat sembelih.
4. Berniat aqiqah.

Pembagian daging aqiqah

Pembagian daging aqiqah diberikan dalam kondisi sudah dimasak. Keluarga boleh mengundang tetangga atau kerabat untuk menyantapnya. Hal ini tentu berbeda dengan pembagian daging kurban yang dibagikan saat setelah hewan disembelih.

Hikmah pelaksanaan aqiqah

1. Menghidupkan sunnah Nabi Muhammad saw,
2. Membebaskan anak dari ketergadaian,
3. Dalam ibadah aqiqah ini mengandung unsut perlindungan dari setan yang dapat mengganggu anak yang baru lahir,
4. Dengan izin Allah, aqiqah dapat menghindarkan anak dari musibah, bencana, keburukan moral, dan penderitaan,
5. Aqiqah merupakan bentuk pendekatan diri kepada Allah Swt sekaligus perwujudan rasa syukur atas karunia seorang anak yang telah diberikan Allah Swt kepada orang tua,
6. Mempertebal dan memperkuat tali silaturahim dalam masyarakat.

Dalil mengenai Aqiqah

عَنْ يُوْسُفَ بْنِ مَاهَكٍ اَنَّهُمْ دَخَلُوْا عَلَى حَفْصَةَ بِنْتِ عَبْدِ الرَّحْمنِ فَسَأَلُوْهَا عَنِ اْلعَقِيْقَةِ، فَاَخْبَرَتْهُمْ اَنَّ عَائِشَةَ اَخْبَرَتْهَا اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص اَمَرَهُمْ عَنِ اْلغُلاَمِ شَاتَانِ مُكَافِئَتَانِ وَ عَنِ اْلجَارِيَةِ شَاةٌ. الترمذي 3: 35، رقم: 1549
Dari Yusuf bin Mahak bahwasanya orang-orang datang kepada Hafshah binti 'Abdur Rahman, mereka menanyakan kepadanya tentang 'aqiqah. Maka Hafshah memberitahukan kepada mereka bahwasanya 'Aisyah memberitahu kepadanya bahwa Rasulullah SAW telah memerintahkan para shahabat (agar menyembelih 'aqiqah) bagi anak laki-laki 2 ekor kambing yang sebanding dan untuk anak perempuan 1 ekor kambing. [HR. Tirmidzi juz 3, hal. 35, no. 1549].

عَنْ سَلْمَانَ بْنِ عَامِرٍ الضَّبِيّ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: مَعَ اْلغُلاَمِ عَقِيْقَةٌ فَاَهْرِيْقُوْا عَنْهُ دَمًا وَ اَمِيْطُوْا عَنْهُ اْلاَذَى. البخارى 6: 217
Dari Salman bin ‘Amir Adl-Dlabiy, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Tiap-tiap anak itu ada ‘aqiqahnya. Maka sembelihlah binatang ‘aqiqah untuknya dan buanglah kotoran darinya (cukurlah rambutnya)". [HR. Bukhari juz 6, hal. 217]

عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ اَبِيْهِ عَنْ جَدّهِ قَالَ، قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص مَنْ اَحَبَّ مِنْكُمْ اَنْ يَنْسُكَ عَنْ وَلَدِهِ فَلْيَفْعَلْ عَنِ اْلغُلاَمِ شَاتَانِ مُكَافِئَتَانِ وَ عَنِ اْلجَارِيَةِ شَاةٌ. احمد 2: 604، رقم: 2725
Dari 'Amr bin Syu'aib dari ayahnya, dari kakeknya, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa berkehendak untuk meng'aqiqahkan anaknya maka kerjakanlah. Untuk anak laki-laki dua ekor kambing yang sebanding dan untuk anak perempuan satu ekor kambing". [HR. Ahmad juz 2, hal. 604, no. 2725]

عَنْ عَائِشَةَ رض قَالَتْ: عَقَّ رَسُوْلُ اللهِ ص عَنِ اْلحَسَنِ وَ اْلحُسَيْنِ يَوْمَ السَّابِعِ وَ سَمَّاهُمَا وَ اَمَرَ اَنْ يُمَاطَ عَنْ رُؤُوْسِهِمَا اْلاَذَى. الحاكم فى المستدرك 4: 264، رقم: 7588
Dari 'Aisyah RA, ia berkata, "Rasulullah SAW pernah ber’aqiqah untuk Hasan dan Husain pada hari ke-7 dari kelahirannya, beliau memberi nama dan memerintahkan supaya dihilangkan kotoran dari kepalanya (dicukur)". [HR. Hakim, dalam Al-Mustadrak juz 4, hal. 264, no. 7588]

Keterangan :
Hasan dan Husain adalah cucu Rasulullah SAW.

عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدَبٍ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: كُلُّ غُلاَمٍ رَهِيْنَةٌ بِعَقِيْقَتِهِ تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ سَابِعِهِ وَ يُحْلَقُ وَ يُسَمَّى. ابو داود 3: 106، رقم: 2838
Dari Samurah bin Jundab, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Tiaptiap anak tergadai (tergantung) dengan ‘aqiqahnya yang disembelih untuknya pada hari ke-7, di hari itu ia dicukur rambutnya dan diberi nama". [HR. Abu Dawud juz 3, hal. 106, no. 2838]

عَنْ سَمُرَةَ عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: كُلُّ غُلاَمٍ مُرْتَهَنٌ بِعَقِيْقَتِهِ. تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ السَّابِعِ وَ يُحْلَقُ رَأْسُهُ وَ يُسَمَّى. ابن ماجه 2: 1056، رقم: 3165

Dari Samurah, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Setiap anak tergadai dengan ‘aqiqahnya, yang disembelih untuknya pada hari ke-7, dicukur rambutnya, dan diberi nama”. [HR. Ibnu Majah juz 2, hal. 1056, no. 3165]

Penutup

Alhamdulillah, saya rasa sampai disitu saja uraian tentang aqiqah yang saya berikan. Semoga uraian di atas bermanfaat bagi teman-teman. Jangan lupa untuk selalu sharing ilmu yang bermanfaat ke orang lain agar ilmu yang kita peroleh bisa menjadi berkah dan bekal kita untuk di akhir yang abadi kelak.
Sekian, Wassalamualaikum Wr. Wb.

4 Responses to "Tata Cara dan Ketentuan Aqiqah Dalam Islam"

  1. Terimakasih infonya k,,sangat membantu kami dalam memilih hewan untuk aqiqahnya k,,
    salam:

    ReplyDelete
  2. trima kasih. artikelnya sangat inspiratif

    Aqiqah Jogja

    ReplyDelete
  3. Assaalamu'alaikum Wr. Wb.
    Salam Kenal,
    Artikel yang cukup bagus dan lengkap disertai dengan dalil - dalil nya, bisa jadi panduan dalam memilih hewan untuk aqiqah, terima kasih
    Wassaalamu'alaikum Wr. Wb.
    aqiqah malang enak

    ReplyDelete
  4. Artikel ilmu pembelajaran yang cukup bagus, dan mudah dipahami terimakasih

    ReplyDelete