Pengertian dan Iman Kepada Qada dan Qadar

Pengertian dan Iman Kepada Qada dan Qadar - Bissmillahirrohmanirrohim, Assalamualaikum Wr. Wb. Pada artikel pertama di blog ini, saya akan membagikan tentang pengertian dan iman kepada qada' dan qadar. Dalam arti bahasa, keduanya memiliki beberapa pengertian yang bisa dikatakan hampir sama namun perbedaan yang sangat mencolok adalah di bagian pengertian secara istilahnya.
Berikut uraian pengertian dari Qada' dan Qadar:

Pengertian dan Iman Kepada Qada dan Qadar
Beriman kepada Qada dan Qadar

Qada' dan Qadar meliputi:

  • Qada dan Qadar
  • Pengertian Qada' dan Qadar
  • Iman Kepada Qada' dan Qadar
  • Beriman Kepada Qada' dan Qadar
  • Dalil Qada' dan Qadar
  • Mengenai Qada' dan Qadar
  • Manfaat Beriman Kepada Qada' dan 


Pengertian

1. Qada'
Secara bahasa Qada' memiliki beberapa pengertian, antara lain: ketatapan, keputusan, hukum, perintah, kehendak, mewujudkan atau menjadikan. Secara istilah, Qada' memiliki artian semua ketetapan Allah Swt. terhadap segala sesuatu sejak zaman azali. Zaman azali yang dimaksud yaitu zaman ketika segala sesuatu belum tercipta atau belum ada. Qada' juga bisa diartikan kehendak Allah Swt mengenai hal dan keadaan, kebaikan atau keburukan, yang sesuai dengan apa yang akan diciptakan dan tidak berubah ubah sampai terwujudnya kehendak tersebut.

2. Qadar
Secara bahasa, sama halnya dengan Qada', Qadar memiliki beberapa pengertian, yaitu: kepastian atau ketentuan, ukuran, kekuasaan atau kemampuan, perwujudan kehendak, mengatur serta menentukan sesuatu menurut batasnya. Secara istilah, Qadar ialah perwujudan kehendak Allah Swt terhadap semua makhluk-Nya dalam ukuran dan bentuk-bentuk tertentu sesuai dengan iradah-Nya, baik mengenai zat-zatnya atau sifat sifatnya.

Beriman kepada Qada' dan Qadar

Iman kepada Qada' dan Qadar merupakan rukun iman yang ke-6. Iman kepada Qada' dan Qadar dalam keseharian, kita lebih mengenal dengan sebutan takdir. Iman kepada takdir berarti percaya terhadap apa yang terjadi di alam semeseta ini, seperti adanya sehat dan sakit, hidup dan mati, rezeki, bencana, dan jodoh seorang merupakan kehendak dan ketentuan Allah Swt.
Takdir dibagi menjadi dua yaitu takdir muallaq dan takdir mubram.

1. Takdi Muallaq
Manusia bisa merubah takdir ini dengan usaha atau ikhtiar mereka. Contoh takdir Muallaq yaitu: kepandaian, kesehatan, dan kemakmuran.

2. Takdir Mubram
Takdir mubram adalah ketentuan mutlak dari Allah Swt. Takdir ini hanya bisa di ubah oleh Allah. Contoh takdir mubram yaitu: jenis kelamin, ajal, usia, panasnya api, bumi berbentuk bulat, gaya gravitasi, kejadian kiamat, dan lain sebagainya.

Dalil mengenai Qada' dan Qadar

وَكَانَ أَمْرُ اللَّهِ قَدَرًا مَقْدُورًا


"…Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku." [Al-Ahzab/33 :38]

إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ

"Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran." [Al-Qamar/54 : 49

وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا عِنْدَنَا خَزَائِنُهُ وَمَا نُنَزِّلُهُ إِلَّا بِقَدَرٍ مَعْلُومٍ

"Dan tidak ada sesuatu pun melainkan pada sisi Kami-lah kha-zanahnya, dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran tertentu." [Al-Hijr/15 : 21]


لِيَقْضِيَ اللَّهُ أَمْرًا كَانَ مَفْعُولًا

“… (Allah mempertemukan kedua pasukan itu) agar Dia melakukan suatu urusan yang mesti dilaksanakan...” [Al-Anfaal/8: 42]

Serta firman-Nya yang lain :

وَقَضَيْنَا إِلَىٰ بَنِي إِسْرَائِيلَ فِي الْكِتَابِ لَتُفْسِدُنَّ فِي الْأَرْضِ مَرَّتَيْنِ

“Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu, ‘Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali...” [Al-Israa’/17 : 4]

Dalil-Dalil Dari As-Sunnah
Sementara dari sunnah ialah seperti sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana yang terdapat dalam hadits Jibril Alaihissalam

وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ

“…Dan engkau beriman kepada qadar, yang baik maupun yang buruk… .” [1]

Muslim meriwayatkan dalam kitab Shahiih dari Thawus, dia mengatakan, “Saya mengetahui sejumlah orang dari para Sahabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengatakan, ‘Segala sesuatu dengan ketentuan takdir.’ Ia melanjutkan, “Dan aku mendengar ‘Abdullah bin ‘Umar mengatakan, ‘Segala sesuatu itu dengan ketentuan takdir hingga kelemahan dan kecerdasan, atau kecerdasan dan kelemahan.’”[2]

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْئٌ فَلاَ تَقُل:ْ لَوْ أَنِّيْ فَعَلْتُ، كَانَ كَذَا وَكَذَا، وَلَكِنْ قُلْ: قَدَرُ اللهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ

“…Jika sesuatu menimpamu, maka janganlah mengatakan, ‘Se-andainya aku melakukannya, niscaya akan demikian dan demikian.’ Tetapi ucapkanlah, ‘Sudah menjadi ketentuan Allah, dan apa yang dikehendakinya pasti terjadi… .’” [3]

Demikianlah (dalil-dalil tersebut), dan akan kita temukan dalam kitab ini dalil-dalil yang banyak dari al-Qur-an dan as-Sunnah, sebagai tambahan atas apa yang telah disebutkan.

Dalil-Dalil Dari Ijma’
Sedangkan menurut Ijma’, maka kaum muslimin telah bersepakat tentang kewajiban beriman kepada qadar, yang baik dan yang buruk, yang berasal dari Allah. An-Nawawi Rahimahullah berkata, “Sudah jelas dalil-dalil yang qath’i dari al-Qur-an, as-Sunnah, ijma’ Sahabat, dan Ahlul Hil wal ‘Aqd dari kalangan salaf dan khalaf tentang ketetapan qadar Allah Azza wa Jalla.” [4]

Ibnu Hajar Rahimahullah berkata, “Sudah menjadi pendapat salaf seluruhnya bahwa seluruh perkara semuanya dengan takdir Allah Ta’ala.” [5]

Dalil-Dalil Dari Fitrah
Adapun berdasarkan fitrah, bahwa iman kepada qadar adalah sesuatu yang telah dimaklumi secara fitrah, baik dahulu maupun sekarang, dan tidak ada yang mengingkarinya kecuali sejumlah kaum musyrikin. Kesalahannya tidak terletak dalam menafikan dan mengingkari qadar, tetapi terletak dalam memahaminya menurut cara yang benar. Karena itu, Allah Azza wa Jalla berfirman tentang kaum musyrikin:

سَيَقُولُ الَّذِينَ أَشْرَكُوا لَوْ شَاءَ اللَّهُ مَا أَشْرَكْنَا وَلَا آبَاؤُنَا

"Orang-orang yang mempersekutukan Allah, akan mengatakan, ‘Jika Allah menghendaki, niscaya kami dan bapak-bapak kami tidak mempersekutukan-Nya... .’" [Al-An’aam/6 : 148]

Mereka menetapkan kehendak (masyii-ah) bagi Allah, tetapi mereka berargumen dengannya atas perbuatan syirik. Kemudian Dia menjelaskan bahwa ini merupakan keadaan umat sebelum mereka, dengan firman-Nya:

كَذَٰلِكَ كَذَّبَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ

"… Demikian pulalah orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan (para Rasul)… ." [Al-An’aam/6 : 148]

Manfaat beriman kepada Qada' dan Qadar

1. Selalu bersifat optimis
Seseorang yang beriman kepada Qada' dan Qadar ia jika mereka gagal dalam meraih cita-cita tidak akan membuat ia putus asa. Hal ini dikarenakan mereka meyakini dalam setiap kegagalan pasti terdapat pelajaran berharga. Mereka yang beriman kepada Qada' dan Qadar akan terus mencari pelajaran dari kegagalan tersebut dan segera introspeksi diri. Setelah mengetahuinya, maka ia akan berlatih dan belajar dengan tekun. Dan dalam hati mereka memiliki keyakinan bahwa suatu saat cita cita tersebut pasti tercapai.

2. Menenangkan jiwa
Seseorang yang beriman kepada Qada' dan Qadar akan mendapat ketenangan jiwa karena ia merasa senang dan menerima dengan ikhlas apa yang ditentukan oleh Allah Swt untuknya. Ia juga yakin pasti Allah Swt menghendaki kebaikan kepada semua hamba-Nya.

3. Selalu bersikap sabar dan bersyukur
Orang yang beriman kepada Qada' dan Qadar akan selalu sabar dan tawakal dalam mengalamai kesulitan ataupun cobaan. Ia meyakini bahwa musibah pada hakikatnya hanya untuk menguji keimanan seorang hamba. Dan ia akan selalu merasa cukup atas pemberian Allah Swt dan selalu mengucap syukur.

4. Menjauhkan dari sifat sombong dan riya'
Seseorang yang beriman kepada Qada' dan Qadar jika memperoleh keberhasilan atau kesuksesan ia tidak akan merasa sombong karena ia menganggap semua itu adalah karunia Allah Swt. Ia juga akan tetap rendah hati kepada siapa pun karena itu adalah pemberian dari Allah Swt.

Penutup

Mungkin beberapa uraian di atas membantu bagi teman-teman dan semoga juga bisa menambah keimanan kita. Jangan lupa untuk selalu sharing ilmu ke teman kalian. Jadikanlah ilmu ini bermanfaat dan menjadi bekal kalian di akhirat kelak. Aamiin...
Wassalamualaikum Wr. Wb.

0 Response to "Pengertian dan Iman Kepada Qada dan Qadar"

Post a Comment